Foto
Sabtu, 23 Mei 2009 - 19:10 WIB

Penjualan anjlok, peternak babi terancam gulung tikar

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Espos)–Penjualan babi selama dua pekan terakhir semakin anjlok, hal itu juga dibarengi dengan turunnya harga jual hingga hampir 50 persen. Akibatnya peternak babi di Jaten kian sulit bertahan, bahkan sebagian dari mereka berencana mengosongkan kandang.  Salah satu peternak babi di Ngringo, Jaten, Hariyadi kepada Espos, Sabtu ( 23/5), menuturkan dalam jangka waktu dua pekan ia hanya mampu menjual sekitar 20 ekor babi. Padahal sebelumnya dalam waktu sepekan pesanan babi mencapai 70 ekor.

“Sejak sebulan lalu memang angka penjualannya terus turun namun selama dua pekan terakhir ini benar-benar seret. Tidak hanya itu harga per kilogramnya juga turun drastis. Saat ini harga jual  perkilogramnya hanya Rp 9.500, padahal bulan kemarin masih Rp 19.000 per kilogram,” ujarnya.

Advertisement

Di sisi lain harga pakan babi yang meliputi bekatul dan jagung terus merangkak naik. Harga bekatul yang biasa ia gunakan saat ini mencapai Rp 1.500 per kilogram padahal semula hanya sekitar Rp 1.000 per kilogram, sementara harga Rp 2.500 perkilogram padahal sebelumnya hanya Rp 1.800 per kilogram.

“Sejak sebulan terkhir harga pakan terus naik per pekannya mulai dari 200 per kilogram hingga Rp 300 per kilogram,” ujarnya.

Padahal dalam sepekan minimal ia menggunakan empat ton bekatul dan lima ton jagung untuk memberi makan sekitar 1.000 ekor babi.

Advertisement

“Untuk bertahan sangat sulit dan rencananya saya akan mengosongkan kandang sehingga meski harga jual babi sangat rendah tetap saya turuti agar babinya cepat habis,” ujarnya.

Sementara peternak babi di Jaten, Kino, menuturkan dalam dua pekan terakhir tak satu pun babinya terjual. Padahal sebelumnya paling tidak dalam sepekan ia biasa menjual 30 ekor babi.

“Sejak sebulan lalu penjualannya terus merosot dan kian hari kian parah,” ujarnya.

Advertisement

Ia mengutarakan dengan kondisi yang ada saat ini sulit baginya untuk terus melanjutkan usahanya.

“Jangankan untuk mendapatkan laba, untuk dapat bertahan saja sangat susah.  Jika keadaan ini berlangsung lebih dari tiga bulan saya tidak akan sanggup lagi meneruskan usaha ini,” tuturnya.

tiw

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif