SOLOPOS.COM - Ilustrasi pilek. (Freepik.com)

Solopos.com, SRAGEN — Perubahan cuaca dari musim penghujan ke musim kemarau atau pancaroba sering menimbulkan penyakit, baik skala ringan hingga berat, termasuk bagi warga Sragen. Demikian halnya denga musim mudik Lebaran yang juga sering menimbulkan gejala penyakit tertentu karena menurunnya daya tahan tubuh.

Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen mencatat ada tren 10 penyakit yang sering dialami warga Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinkes Sragen, Udayanti Proborini, melalui Kabid Yankes, Nengah Adnyana Oka Manuaba,  mengungkapkan di antara 10 besar penyakit itu antara lain infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), nyeri otot (myalgia), dan radang tenggorokan. Selain itu ada dyspepsia (nyeri lambung), hipertensi, influenza, gastritis (mag), sakit gigi, radang pulpa, dan diare.

Ekspedisi Mudik 2024

Oka mengatakan dari 10 jenis penyakit itu yang selalu berada di tiga besar selama Januari-April itu adalah ISPA, nyeri otot, dan radang tenggorokan. Keluhan ISPA paling tinggi terjadi pada Maret mencapai 4.942 orang. Sedangkan pada April hingga Kamis (18/4/2024) lalu sebanyak 1.932 orang yang mengeluhkan ISPA. Dua bulan sebelumnya (Januari-Februari) kasus ISPA hampir mendekati 4.000 kasus.

Tren tertinggi kedua, ujar Oka, sakit nyeri otot atau myalgia dengan angka kasus tertinggi di Januari dengan 3.268 orang, Februari turun menjadi 2.803 orang, tetapi Maret naik lagi menjadi 3.105 orang. Selama April hingga Kamis kemarin, kata dia, sudah 1.179 orang yang terdiagnosis nyeri otot.

“Tren ketiga radang tenggorokan atau accute nasopharyngitis. Kasus terbanyak di Maret dengan 2.377 orang. Di Januari di angka 2.007 kasus dan Februari di 1.923 kasus. Sementara selama April hingga 18 April 2024 tercatat ada 878 orang,” jelasnya kepada Solopos.com, Jumat (19/4/2024).

Oka menyampaikan tujuh penyakit lainnya fluktuatif gejalanya, tetapi angkanya per bulan ada ratusan sampai ribuan kasus. Tren 10 besar penyakit itu relatif stabil pada setiap tahunnya dan juga menjadi tren penyakit secara nasional.

Peningkatan penyakit biasa terjadi pada bulan-bulan tertentu karena dipengaruhi oleh faktor cuaca, seperti pancaroba atau momentum mudik. Ketika orang mudik maka terjadi perubahan suhu antara di daerah satu ke daerah lainnya. “Seperti kasus demam berdarah dengue itu meningkat biasanya saat pancaroba dari musim penghujan ke musim kemarau,” jelas Oka.

Ada pula tren meningkatnya penyakit radang nasofaring (tenggorokan) yang kemungkinan karena konsumsi makanan dan minuman yang merangsang iritasi lebih banyak. Oka menyarankan warga supaya lebih peduli dengan pola aktivitas, mengasuk makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, dan menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya